Kerusakan Sawar Kulit Dan Kerentanan Penyakit Kulit Pada Bayi Dan Anak

 

Kerusakan Sawar Kulit Dan Kerentanan Penyakit Kulit Pada Bayi Dan Anak

dr. Sawitri, Sp.KK

Pendahuluan

Sebagai organ terbesar, kulit, yang terdiri dari beberapa lapisan, sangat berperan untuk melindungi tubuh manusia. Kulit berfungsi sebagai benteng pertahanan pertama tubuh manusia terhadap faktor- faktor dari luar seperti sinar ultra violet, pathogen, bahan- bahan kimia berbahaya. Organ ini juga berperan dalam, pengaturan suhu tubuh, hidrasi dan persepsi sensoris.Fungsi pertahanan kulit atau dapat disebut sebagai fungsi sawar kulit, utamanya diperankan oleh stratum korneum (SK). Fisiologi dari kulit berkembang secara bertahap pada masa dalam kandungan. Pada saat lahir, stratum korneum bayi cukup bulan, sudah terbentuk dengan baik, meskipun masih terus mengalami maturasi secara perlahan hingga akhirnya menjadi kompeten seperti orang deawasa.2

Saat lahir, kulit bayi belum matang secara sempurna, baik struktur maupun fungsinya  dimana SK dan lapisan epidermis lebih tipis, didapatkan pH yang tinggi, kadar lipid yang rendah, dan kurangnya pertahanan terhadap bahan-bahan kimia dan pathogen.2,3 Setelah kelahiran, proses maturasi berlangsung dinamis selama sekitar dua tahun, dan sementara itu, kulit neonatus dan bayi, rentan terhadap berbagai gangguan.Paparan berbagai bahan iritan seperti air liur,ingus, urine, feses, enzim dari feses, kotoran, kuman dalam jangka lama, bisa mengakibatkan ketidaknyamanan, iritasi, infeksi, gangguan sawar kulit. Selain itu, dikarenakan kulit yang lebih tipis serta rasio permukaan tubuh terhadap berat badan yang tinggi, neonatus dan bayi rentan untuk terjadinya penyerapan racun/bahan berbahaya secara transkutaneus. Hal ini, dapat berujung pada trauma kulit, sensitisasi alergen-alergen spesifik, juga gangguan fungsi sawar kulit yang berperan dalam mekanisme Dermatitis Atopik (DA). Hilangnya fungsi sawar kulit telah dikaitkan dengan patogenesis DA.

Didapatkan sejumlah hasil penelitian yang mendukung terhadap perawatan kulit yang efektif sejak awal kehidupan. Terdapat bukti bahwa penggunaan pembersih non alkalin dan pelembab mengandung seramid, bisa mengurangi inflamasi serta memperbaiki fungsi sawar kulit. Pemakaian sejak bayi lahir dan seterusnya, membantu perlindungan sawar kulit dan membuat nyaman karena efek jangka panjang dari kelembaban.3

 

Mengenal Sawar Kulit

Lapisan atas dari kulit, adalah epidermis, yang terdiri atas SK dan empat lapisan di bawahnya, yang mengandung sel-sel hidup (viable epidermis). Stratum korneum, sebagai lapisan paling atas, bertanggung jawab dalam mempertahankan fungsi sawar kulit. Struktur dari SK menyerupai susunan “dinding batu bata dan semen ”( “brick and mortar”), dimana korneosit sebagai batu bata, saling direkatkan oleh matriks lipid sebagai semen. Matriks lipid, disebut juga lipid interseluler, terdiri atas seramid (40-50%), kolesterol (20-33%) dan asam lemak bebas (7-13%), sedangkan korneosit saling dihubungkan dengan korneodesmosom. Pertahanan fisik diperankan oleh korneosit dan korneodesmosom, dan lipid interseluler bertanggung jawab atas fungsi yang lain, termasuk fungsi pelembaban, mempertahankan air, difusi/transport air serta permeabilitas.2,3,4  Fungsi SK ini juga sangat penting dalam mencegah masuknya bakteri atau pathogen lain melalui kulit. Jika sawar kulit tergganggu, bakteri atau faktor-faktor bakteri, memiliki akses kepada keratinosit epidermal dan bisa mencetuskan respon imun pertahanan.6

 

Faktor yang Mempengaruhi Sawar Kulit

Beberapa faktor risiko dapat berperan dalam gangguan SK dan permeabilitas kulit. Sebagai contoh, pada DA yang merupakan salah satu kelainan kulit pada bayi/anak dengan angka kejadian yang terus meningkat, saat ini diketahui, selain bisa dikarenakan faktor genetik, faktor lingkungan pun dapat sebagai pencetus pada individu dengan predisposisi. Faktor yang diturunkan adalah pada gen penyandi filaggrin, dimana penurunan ekspresi protein filaggrin sebagai bagian dari natural moisturizing factor (NMF), yang diperlukan untuk kondisi sawar kulit normal, akan menyebabkan terganggunya fungsi sawar, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap gangguan dari lingkungan serta peningkatan TEWL.Berbagai penelitian tentang faktor paparan lingkungan yang berperan dalam munculnya atau kekambuhan DA, masih memberikan hasil yang bervariasi. Namun, terdapat beberapa hasil penelitian yang mengaitkan pengaruh iklim, kelembaban, suhu udara, polusi, sinar ultra violet dengan sawar kulit pada DA.5 Secara umum, sabun, surfaktan serta detergen, khususnya dengan pH alkalin, dapat menghilangkan lipid kulit, sehingga menimbulkan gangguan pada kulit neonatus dan bayi.3

 

Peran Penting Pelembab

Pemeliharaan sawar kulit merupakan hal yang sangat esensial untuk kelangsungan kehidupan, khususnya pada neonatus dan bayi. Hal ini dikarenakan perbedaan struktur, fungsi serta komposisi kulit bayi, dibandingkan orang dewasa, khususnya kerentanan terhadap infeksi. Mempertahankan fungsi sawar kulit ini, juga sangat penting, untuk mencegah dehidrasi organ. Kadar air pada SK, berperan dalam mempertahankan integritas struktur serta fungsi SK.6

 

Membersihkan kulit dan penggunaan emolien adalah dua strategi sederhana dalam mempertahankan kesehatan kulit. Emolien adalah produk berbasis lipid yang dapat membantu melembutkan, melembabkan ,memberi kenyamanan pada kulit. Bentuk sediaan emolien bisa berupa krim, ointment, losion,minyak, gel, spray dan emulsi.Emolien pada kulit, akan menahan air untuk menghidrasi SK dan selanjutnya menunjang fungsi sawar kulit dengan menyediakan lipid eksogen guna membantu  metabolisme lipid epidermal.7 Penggunaan emolien dapat melindungi SK, meningkatkan hidrasi, mengurangi hilangnya air melalui kulit serta memperkuat fungsi sawar epidermal.Terdapat sejumlah penelitian, yang memperlihatkan bahwa penggunaan emolien dapat mencegah atau memperbaiki beberapa masalah kulit pada bayi atau anak. Pemakaian emolien secara rutin, memberikan manfaat dalam menurunkan inflamasi kulit, pada bayi yang menderita dermatitis atopik (DA) atau dermatitis seboroik.7

 

Penelitian Kaori, dkk,menunjukkan bahwa pengurangan frekuensi mandi dan pengolesan pelembab, bisa mencegah kulit kering, memperbaiki fungsi sawar kulit, mengurangi prevalensi dermatitis popok dan masalah-masalah kulit pada bayi-bayi Asia yang sehat.8 Dari telaah sistematik yang dilakukan oleh Mayank, dkk, diperoleh hasil, bahwa pemberian emolien pada bayi baru lahir dengan resiko DA, bisa menurunkan resiko DA, namun tidak ada/ sedikit efek pada alergi makanan atau sensitisasi pada alergen makanan / inhalasi. Hal ini sejalan dengan kesimpulan dari Zhong, dkk, bahwa pemakaian emolien khususnya pada bayi-bayi berisiko, dapat mencegah munculnya DA.1 Sebuah telaah sistematik dan meta-analisis menyatakan bahwa terapi dengan penggunaan emolien seluruh tubuh, setiap hari, bisa mengurangi munculnya DA pada bayi- bayi dengan predisposisi genetik. Neonatus dan bayi dengan kulit kering serta sensitif, khususnya yang menderita DA atau memiliki risiko DA, memperoleh manfaat yang sangat besar dengan penggunaan pelembab secara rutin, dimana gejala pruritus serta derajat keparahan menjadi berkurang, sehingga kualitas hidup membaik.Perbaikan sawar kulit dan pelembaban tanpa timbul iritasi, merupakan komponen penting, bahkan sebagai terapi utama dalam penanganan pasien dengan DA.9

 

Cara Penggunaan Pelembab

Perawatan kulit, termasuk pembersih yang aman, juga pelembab, merupakan hal yang penting pada neonatus serta bayi dan harus segera dipergunakan setelah kelahiran, namun, produk- produk tersebut dipastikan aman dan sesuai dengan kulit bayi yang memiliki karakteristik unik. Produk perawatan kulit untuk neonatus dan bayi haruslah aman, efektif, bebas dari pewangi serta bahan sensitisasi yang tidak sesuai dengan standar keamanan. Untuk produk pelembab bayi kandungan pewangi atau fragrance yang dipilih sebaiknya natural fragrance yang teruji seusai standar IFRA (International Fragrance Association)IFRA merupakan lembaga global yang bekerja dalam mengenali risiko pada pemakaian bahan pewangi atau fragrance pada berbagai produk, salah satunya skin care pada bayi, sedangkan RIFM (Research Institute for Fragrance Material) merupakan lembaga global yang bekerja untuk meneliti fragrance material yang kemudian akan dinilai oleh ahli dan kemudian diserahkan kepada IFRA untuk dinilai keamanan dan risikonya.10

Produk dengan kandungan rasio asam lemak bebas/ kolesterol/ seramid yang sesuai, akan menguntungkan bagi lipid SK serta kandungan air.Pelembab bisa megandung bahan yang bersifat oklusif, seperti petrolatum, mimyak mineral, lanolin, minyak zaitun, minyak jojoba yang akan melapisi SK, mencegah hilangnya air dan menurunkan trans epidermal water loss (TEWL). Pelembab dapat juga mengandung bahan humektan, yang akan mempertahankan air dan meningkatkan hidrasi SK, misal, gliserin, urea, asam hyaluronat alfa, asam beta hidroksi, propileneglikol. Terdapat pula pelembab yang mengandung lipid-lipid seperti pada SK, seperti seramid, kolesterol asam lemak yang akan melembutkan serta menghaluskan kulit dengan mengisi celah-celah antara sel-sel kulit, sehingga memperbaiki kapasitas retensi air dan fungsi sawar kulit.3,4

Pelembab atau emolien dioleskan secara menyeluruh, dari kepala hingga kaki segera setelah mandi, sebelum kulit kering. Untuk area yang bersisik, ada fisura, atau tampak kering, pelembab bisa dioleskan lebih sering. Lakukan dengan higienis, gunakan satu wadah spesifik untuk setiap bayi, demikian pula dengan aplikatornya. Gunakan produk dengan kandungan pengawet yang dapat ditolerir dengan baik serta bebas dari bahan-bahan sensitisasi. Pelembab yang mengandung lipid kulit, seperti seramid akan lebih bermanfaat.3

 

Kesimpulan

Perawatan kulit yang seksama pada neonatus dan bayi akan mendukung fungsi kulit dan maturasi  kulit pasca kelahiran. Penggunaan pelembab yang tepat, dapat  memperbaiki sawar kulit, sehingga bisa mencegah atau memperbaiki beberapa masalah kulit pada bayi.


Comments

Popular posts from this blog

CARA MENGHITUNG STOCK OBAT

Apa Arti IgG dan IgM Tifoid Positif dalam Tes?

GINA asma 2023