ISO 45001: Clause 4.1.2 - External Interested Parties

 

ISO 45001: Clause 4.1.2 - External Interested Parties


Tinjauan Umum

ISO 45001 adalah standar yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. Klausul 4.1.2 dari standar tersebut membahas tentang identifikasi pihak berkepentingan eksternal. Pihak berkepentingan eksternal dapat berupa individu, kelompok, atau organisasi yang dapat berdampak pada sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja organisasi.

Klausul ini menekankan pentingnya mengidentifikasi pihak-pihak ini beserta kebutuhan dan harapan mereka, yang sangat penting bagi keberhasilan sistem.

Siapakah Pihak Berkepentingan Eksternal (EIP)?

Pihak Berkepentingan Eksternal (EIP) merujuk pada individu atau kelompok yang memiliki kepentingan dalam aktivitas organisasi atau hasil kinerjanya tetapi bukan pemangku kepentingan langsung.

 Pihak-pihak ini dapat berupa otoritas regulasi, lembaga keuangan, pelanggan, pemasok, pesaing, kelompok masyarakat, asosiasi perdagangan, atau bahkan masyarakat umum.

Berbagai jenis EIP dan dampaknya terhadap organisasi adalah sebagai berikut:

1. Otoritas Regulasi: 

Otoritas regulasi adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang memiliki kepentingan hukum dalam aktivitas organisasi. Mereka termasuk lembaga pemerintah yang bertanggung jawab atas regulasi industri atau isu tertentu. Tanggung jawab utama otoritas regulasi adalah memastikan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku untuk melindungi konsumen, lingkungan, dan ekonomi. Oleh karena itu, organisasi harus bekerja sama erat dengan otoritas ini untuk menjaga lingkungan operasi yang positif.

2. Lembaga Keuangan: 

Lembaga keuangan adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang memiliki kepentingan dalam kinerja keuangan organisasi. Mereka termasuk bank, perusahaan investasi, dan organisasi lain yang menginvestasikan atau meminjamkan uang kepada organisasi. Keberhasilan kinerja keuangan suatu organisasi berdampak pada lembaga keuangan, dan dengan demikian, mereka dapat memengaruhi keputusan dan kebijakan keuangan organisasi.

3. Pelanggan: 

Pelanggan adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang memiliki kepentingan langsung terhadap produk atau layanan organisasi. Mereka memberikan pendapatan bagi organisasi dan, oleh karena itu, dapat memengaruhi pengembangan produk dan strategi penyampaian layanan organisasi. Organisasi harus mendengarkan dan menanggapi keluhan, umpan balik, dan saran pelanggan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dan, pada akhirnya, mempertahankan loyalitas mereka.

4. Pemasok: 

Pemasok adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang menyediakan produk atau layanan bagi suatu organisasi. Mereka dapat memengaruhi rantai pasokan dan jadwal pengiriman organisasi, dan keberhasilan mereka bergantung pada keberhasilan organisasi. Hubungan kerja yang positif dengan pemasok dapat menghasilkan persyaratan yang lebih menguntungkan, diskon, dan bahkan perlakuan istimewa.

5. Pesaing:

 Pesaing adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang berada di industri yang sama dengan suatu organisasi dan bersaing untuk mendapatkan sumber daya, pelanggan, dan peluang yang sama. Mereka dapat memengaruhi strategi kompetitif dan kebijakan harga suatu organisasi dan bahkan dapat terlibat dalam berbagai aktivitas untuk menarik pelanggan organisasi tersebut.

6. Kelompok Masyarakat Sipil dan Asosiasi Perdagangan: 

Kelompok masyarakat sipil dan asosiasi perdagangan adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang mewakili kepentingan kelompok dan industri tertentu. Mereka dapat memengaruhi kebijakan dan praktik operasi suatu organisasi untuk memastikan bahwa kebijakan dan praktik tersebut selaras dengan kepentingan anggotanya. Pihak-pihak ini dapat memengaruhi reputasi suatu organisasi secara positif atau negatif berdasarkan tindakan mereka dan pandangan anggotanya.

7. Masyarakat Umum: 

Masyarakat umum adalah Pihak Berkepentingan Eksternal yang mencakup individu yang tidak terlibat langsung dengan organisasi tetapi dapat terpengaruh oleh aktivitasnya. Publik dapat memengaruhi reputasi, citra merek, dan keberhasilan organisasi secara keseluruhan. Media sosial telah memudahkan publik untuk mengungkapkan pandangan mereka tentang aktivitas suatu organisasi, dan sentimen positif atau negatif dapat menyebar dengan cepat.

Bagaimana Mengidentifikasi dan Mengelola EIP di Organisasi Anda?

Kekayaan Intelektual Karyawan (EIP) merupakan aset penting bagi organisasi mana pun. EIP mencakup produk, layanan, atau inovasi apa pun yang diciptakan oleh karyawan dalam lingkup pekerjaan mereka. Namun, EIP dapat menimbulkan tantangan hukum jika tidak dikelola dengan tepat. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara mengidentifikasi dan mengelola EIP di organisasi Anda.

Mengidentifikasi EIP
EIP dapat memiliki banyak bentuk seperti desain teknis, kode perangkat lunak, dan penemuan. Oleh karena itu, penting untuk memiliki kebijakan EIP komprehensif yang secara jelas mendefinisikan jenis kekayaan intelektual yang relevan dengan bisnis Anda. Kebijakan IP yang terdokumentasi dengan baik memberikan pemahaman yang jelas kepada karyawan tentang peran dan tanggung jawab mereka.

Suatu organisasi harus memiliki proses untuk mengidentifikasi EIP dengan mendorong karyawan untuk melaporkan setiap aktivitas inovatif. Selain itu, penilaian rutin terhadap produk kerja karyawan dan aktivitas pengembangan teknologi dapat mengungkap potensi EIP.

Comments

Popular posts from this blog

CARA MENGHITUNG STOCK OBAT

Apa Arti IgG dan IgM Tifoid Positif dalam Tes?

GINA asma 2023