BASIC LIFE SUPPORT AHA 2020

 BASIC LIFE SUPPORT AHA 2020


Saat mengenali kejadian henti jantung, orang awam harus secara bersamaan dan segera mengaktifkan sistem tanggap darurat dan memulai resusitasi jantung paru (RJP).

Defibrilasi dini dengan CPR berkualitas tinggi secara bersamaan sangat penting untuk kelangsungan hidup ketika serangan jantung mendadak disebabkan oleh fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel tanpa nadi.

Pemberian epinefrin dengan CPR berkualitas tinggi secara bersamaan meningkatkan kelangsungan hidup, terutama pada pasien dengan ritme yang tidak dapat dikejutkan.

CPR penolong awam meningkatkan kelangsungan hidup dari serangan jantung hingga 2 hingga 3 kali lipat.

Pada pasien yang tidak responsif, dengan pernapasan tidak ada atau abnormal, penolong awam harus menganggap pasien dalam cardiac arrest, meminta bantuan, dan segera memulai CPR.

2 kriteria ini (responsivitas pasien dan penilaian pernapasan) telah terbukti dengan cepat mengidentifikasi proporsi signifikan pasien yang mengalami henti jantung, memungkinkan untuk segera memulai CPR penolong awam.

Selanjutnya, inisiasi kompresi dada pada pasien yang tidak sadar tetapi tidak dalam cardiac arrest dikaitkan dengan rendahnya tingkat efek samping yang signifikan.

Efek samping yang dicatat termasuk nyeri di area kompresi dada (8,7%), patah tulang (tulang rusuk dan klavikula). ) (1,7%), dan rhabdomyolysis (0,3%), tanpa cedera viseral .

Penyedia layanan kesehatan diarahkan untuk segera memeriksa denyut nadi dan segera memulai kompresi ketika denyut nadi tidak teraba secara definitif.

URUTAN BLS

1. D = Danger, lihat situasi aman

2. R = Response check, 

kemudian call for help

3. Lihat ada napas atau gasping, dan secara simultan check nadi selama 10 detik

4. Napas ada, nadi ada : observasi saja hingga petugas medis tiba

5. Tidak ada napas, tapi nadi ada : 

- Berikan breathing rescue , 1 breath setiap 6 detik, atau 10 breath/menit

- check nadi setiap 2 menit, jika tidak ada nadi, start CPR

6. Tidak ada napas, tidak ada nadi

- Lakukan CPR, 30 : 2

- yaitu kompresi  dada : 30 x

- breath : 2 x ( 1 breath selama  1 detik ), terlihat dada terangkat.

- Untuk memberikan napas bantuan dari mulut ke mulut, buka jalan napas korban, tutup hidung korban, buat segel mulut ke mulut yang kedap udara, dan berikan napas dengan kadar napas biasa.

7. Bila ada AED, segera di kombinasikan dengan siklus CPR setiap 2 menit.

8. Pause sebelum dan sesudah shock, harus sependek mungkin

Posisi Penolong

- Ketika melakukan kompresi, satu tumit tangan ditaruh di 1/2 bawah sternum, dan tumit tangan satu lagi diatasnya.

- Resusitasi dilakukan di lokasi dimana korban ditemukan

- lakukan di tempat yang permukaan keras

- dalam posisi supine

- Penolong berlutut di samping korban


CPR adalah intervensi tunggal yang paling penting untuk pasien dengan henti jantung, dan kompresi dada harus diberikan segera. 

Kompresi dada adalah komponen paling penting dari CPR, dan pendekatan kompresi dada saja sesuai jika penolong awam tidak terlatih atau tidak mau memberikan pernapasan. 

Kompresi dada harus diberikan sesegera mungkin, tanpa perlu melepas pakaian korban terlebih dahulu.

CPR berkualitas tinggi, bersama dengan defibrilasi bagi mereka yang memiliki ritme yang dapat di shock, merupakan intervensi penyelamatan nyawa yang paling penting bagi pasien yang mengalami henti jantung.

Ventilasi

Pemberian napas bantuan/rescue breath,  untuk pasien apnea dengan denyut nadi sangat penting.

Ventilasi mulut ke hidung mungkin diperlukan jika ventilasi melalui mulut korban tidak memungkinkan karena trauma, posisi, atau kesulitan mendapatkan segel.

Pada pasien sakit kritis yang membutuhkan dukungan ventilasi menemukan bahwa ventilasi bag-mask dengan kecepatan 10 napas per menit menurunkan kejadian hipoksia sebelum intubasi.





Comments

Popular posts from this blog

CARA MENGHITUNG STOCK OBAT

Apa Arti IgG dan IgM Tifoid Positif dalam Tes?

GINA asma 2023